Selasa, 28 Desember 2010

Pesawat Bisa Sebabkan Hujan Es atau Salju

Anda pernah menyaksikan hujan salju atau hujan es turun di kota-kota atau di pelosok Indonesia? Ternyata, fenomena itu bukanlah hal yang aneh dan sudah ada penjelasannya. Ini dia.

Saat sedang duduk di kabin, dengan sandaran kursi berdiri tegak serta meja makan di hadapan Anda dalam posisi terkunci, pesawat yang Anda tumpangi bisa jadi sedang memicu kejadian tak lazim, misalnya seperti hujan es.

Andrew Heymsfield, mikrofisikawan dari National Center for Atmosfpheric Research di Boulder, Colorado, menemukan bahwa pesawat bisa menyebabkan lubang di awan dan mengubah cuaca daratan di bawahnya.

Seperti dikutip dari Discovermagazine, Senin 27 Desember 2010, kristal es tidak terbentuk dengan mudah. Sama halnya dengan titik-titik uap air yang tetap dalam bentuk asalnya, meskipun atmosfir di sekitarnya mencapai jauh di bawah titik beku.

Menurut Heymsfield, pesawat yang memasuki awan yang super dingin setelah mereka tinggal landas atau sebelum mendarat bisa menyebabkan gangguan yang dapat membekukan titik-titik uap air tersebut secara instan.

“Ketika mesin turboprop milik pesawat memaksa air di belakang sirip-sirip propeller atau ketika mesin jet menyebabkan udara lembab mengalir di bawah sayap agar memberi daya angkat pada pesawat, udara kemudian menyebar dan mendingin,” ujar Heymsfield.

Salah satu dari efek yang ditimbulkan pesawat itu, kata Heymsfield, bisa menurunkan temperatur udara hingga lebih dari satu derajat.

“Ini seketika akan membekukan titik-titik air di awan,” kata Heymsfield. “Titik air ini dengan cepat akan membentuk kristal es yang keluar dari awan sebagai salju,” ucapnya.

Heymsfield menyebutkan, fenomena ini sedikit menjelaskan terjadinya keterlambatan pesawat di musim dingin yang belakangan banyak terjadi.
“Efek utama dari kejadian ini adalah berubahnya curah hujan lokal,” tutur Heymsfield. “Di sekitar bandara, khususnya di musim dingin, lebih banyak salju yang turun dibandingkan di kawasan lain” (VIVAnews)

Jumat, 17 Desember 2010

Penguin Kaisar (Emperor)

Penguin kaisar yang mempunyai nama latin Aptenodytes Forsteri, termasuk jenis yang terbesar di antara famili penguin, yaitu dengan tinggi badan mencapai lebih dari 1 meter dan bobot lebih dari 35 kg. Sama seperti jenis penguin lainnya, penguin kaisar juga memiliki kaki yang berjaring dan bulu tebal di seluruh tubuhnya yang kedap air, dan merupakan spesies burung yang tidak dapat terbang.

Penguin kaisar dideskripsikan pada tahun 1844 oleh zoolog Inggris George Robert Gray.



Namun ciri yang paling terlihat untuk membedakan penguin kaisar dengan jenis penguin lain adalah garis kuning samar pada bagian lehernya. Berbeda dengan penguin raja, dimana garis kuning pada leher penguin ini lebih mencolok dan membentuk lengkungan tegas di lehernya daripada Penguin kaisar.

Tempat Tinggal
Populasi Penguin kaisar hanya terdapat di Benua Antartika - kutub selatan bumi, merupakan daerah terdingin di belahan dunia paling selatan dengan suhu terendah hingga mencapai -73° celcius. Mereka bersarang di sepanjang wilayah tepi pantai benua Antartika.

Penguin kaisar dapat bertahan hidup disuhu dingin tersebut karena lapisan lemak setebal 2-3 cm pada tubuhnya berguna untuk menyimpan panas dan memisahkan udara dingin dari luar.

Fakta-fakta tentang penguin Emperor
  1. Tidak ada seorang pun tahu secara pasti darimana penguin mendapatkan namanya, tetapi kemungkinan berasal dari bahasa latin pinguis yang berarti gemuk.
  2. Nenek moyang penguin telah hidup sejak 60 juta tahun yang lalu di jaman prasejarah, yaitu waimanu.
  3. Penguin kaisar memiliki penglihatan yang sangat bagus sehingga memungkinkan dia untuk melihat di dalam kedalaman laut yang gelap.
  4. Semua spesies penguin tidak memiliki gigi, mereka menangkap ikan dengan paruhnya yang tajam dan kemudian langsung ditelannya.
  5. Jumlah populasi penguin telah menurun 50% selama kurun waktu 50 tahun terakhir. Penyebab utamanya justru karena berkurangnya luas wilayah yang tertutup es di Antartika karena pemanasan global.